Lukisankarya Nicolaas Pieneman, "Penyerahan diri Pangeran Diponegero kepada Jenderal De Kock". * 28 Maret 1830 Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Jayajayalah Negeriku Indonesia. Negeri di Jawadwipa Nusantara bagaikan zamrud khatulistiwa. Jaya,jayalah Negeriku Indonesia. Bermacam-macam suku dan agama di bawah naungan Pancasila. Hayo mari semua bulatkan tekad baja. Mari kita berkarya 'tuk membangun negara Republik Indonesia. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, jayalah Indonesia, negeriku HansMaulana. Pangeran diponegoro Bendara Pangeran Harya Dipanegara (lebih dikenal dengan nama Diponegoro, lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November1785 – meninggal di Makassar, Hindia Belanda, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasionalRepublik Indonesia. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin Perang LukisanPangeran Diponegoro memimpin pertempuran karya Basoeki Abdullah. (kebudayaan.kemdikbud.go.id) Editor Puspasari Setyaningrum Perlawanan BasukiAbdullah – Biografi, Aliran, Contoh Karya & Analisis. oleh Gamal Thabroni 13-08-2018 15-03-2022. Daftar Isi ⇅. Basuki Abdullah adalah salah satu maestro lukis Indonesia yang dikenal sebagai pelukis aliran realisme dan naturalisme. Lahir di masa kolonial namun meninggal di era kemerdekaan membuatnya menjadi seorang native post Pertempuranyang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Nahkalo ini salah satu karya fenomenal dari Basuki Abdullah. Judulnya adalah "Pangeran Diponegoro Memimpin Pertempuran." Sama kaya lukisan Manguputra, Basuki Abdullah terinspirasi dari lukisan "Napoleon Crossing the Alps" karya Jacques-Louis David. Diceritakan bahwa Diponegoro sebagai seorang pemimpin dalam pertempuran dan lukisan PangeranDiponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 – wafat di Makassar, 8Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional RepublikIndonesia. dan pengikutnyaberdiam dulu di Menoreh sambil menunggu kedatangan Letnan Gubernur Jenderal Markusde Kock dari Batavia.Lukisan Persitiwa Pengkapan Pangeran Diponegoro NZV2qn. Menarik sekali. Pernah dengar pernyataan bahwa penulisan sejarah itu subjektif, tergantung penulis dan pemerintah siapa yg sedang berkuasa menyangkut kepentingan penguasa ? Mungkin pernyataan tersebut bisa kita lihat pada dua lukisan yang mencoba menggambarkan peristiwa ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh belanda pada tahun 1830 wikipedia. Ceritanya gini, Nicolas Pieneman, pelukis kebangsaan Belanda, lebih dulu bikin lukisan yang menggambarkan peristiwa tersebut. Dalam lukisannya peristiwa tersebut digambarkan seperti ini. Digambarkan posisi berdiri Pangeran Diponegoro, ekspresi dan posisi orang2 Belanda entah Jenderal De Kock tuh yg mana, dan latar tempat seperti ya seperti itu. Lalu entah tahun berapanya, pokonya setelah lukisan Nicolas Pieneman tsb dibuat, Raden Saleh membuat lukisan dengan objek yang “sama”, saingannya ceritanya. Lukisannya seperti ini. Bila kita lihat lebih dalam, kedua lukisan tersebut mencoba menggambarkan peristiwa yg sama, eh tapi ternyata memiliki perang dinginnya sendiri, berikut analisanya yg diambil dari sini. Lukisan Pieneman berjudul De Onderwerping Van Diepo Negoro’ atau Penaklukan Diponegoro’, sementara Raden Saleh memberi judul Die Gefangennahme Diepo Negoros’ atau Penangkapan Diponegoro’. Bagi Raden Saleh, Diponegoro bukanlah seorang pejuang yang dapat ditaklukkan. Dia adalah korban pengkhianatan dan korban tindakan curang dari Belanda. Lukisan Raden Saleh The Arrest of Pangeran Diponegoro’ merupakan karikatur dan bukti dari pahitnya kekuasaan penjajah Belanda. Dalam versi Pieneman, Pangeran Diponegoro ditempatkan satu tingkat lebih rendah dibandingkan de Kock. Saleh menempatkan orang orang Jawa sejajar. Terkait dengan posisi De Kock, Diponegoro berdiri di sebelah kanannya, sedangkan Kepala Komandan Belanda berdiri di sebelah kiri, yang di dalam budaya Jawa disimbolkan sebagai tempat untuk perempuan. Ini juga menunjukkan bahwa pejabat Belanda ini menempati posisi kedua. Dalam versi Raden Saleh, Diponegoro tidak ditunjuk untuk memasuki kereta kuda namun diundang oleh seorang De Kock yang tampak tidak berdaya. Perbedaan mendasar lainnya, pada lukisan Pieneman dan Raden Saleh adalah penafsiran dari dua pelukis yang berbeda yang melihat drama ini dengan cara pandang yang berbeda pula. Sementara Pieneman membuat lukisannya dari arah barat daya, Raden Saleh membuatnya dari arah tenggara. Pieneman memperlihatkan adanya tiupan angin dari barat sering terjadi di Belanda yang membuat bendera Belanda terlihat berkibar secara dinamis. Dalam karya Raden Saleh, cuaca terlihat lebih tenang. Seolah-olah alam semesta menahan nafasnya, tidak ada daun yang bergoyang maupun bendera yang berkibar. Raden Saleh bahkan melupakan adanya bendera Belanda sama sekali. Yang menarik juga adalah perbedaan keadaan Pangeran Diponegoro di kedua lukisan. di milik Pienemaan, Pangeran Diponegoro menggunakan jubahnya sementara di lukisan Raden Saleh, Pengeran Diponegoro melepas jubahnya. hal ini kemudian dapat menggambarkan mitos yang selam ini beredar mengenai kesaktian jubah Pangeran Diponegoro. saat perundingan terjadi, yang tentu di dalam ruangan, maka semua orang harus melepaskan jubah atau pakaian luar. termasuk Pangeran Diponegoro. senjata Pangeran yang satu ini dilucuti, maka menjadi lemah lah beliau dan dengan mudah dapat ditangkap oleh Belanda yang licik yang memanfaatkan karib Pangeran. Data menarik lainnya mengenai lukisan Raden Saleh Penangkapan Diponegoro’ adalah bahwa kepala dari pejabat pejabat Belanda dilukis lebih besar dari ukuran yang seharusnya. Katanya hal ini mencoba menggambarkan perilaku penjajah Belana yang besar kepala, ada juga yg bilang kepalanya digambarkan besar untuk menggambarkan penjajah Belanda sebagai monster. Ya seperti itulah realita “penulisan” sejarah itu, ada kecenderungan “penulisnya” kepada pihak2 terntentu. Kasarnya, bila dulu Belanda berhasil menguasai Indonesia, mungkin lukisan karya Nicolas Pieneman lah yang sekarang disimpan di Museum Istana Jakarta. Nah, sekarang, apakah ada “lukisan2 orang luar” yang beredar di media massa nasional? Apakah juga ada orang yang mengaku sebagai rakyat Indonesia dan sering “memberi nasihat” tentang nasionalisme, yang menjadi “pengagum” “lukisan2 orang luar” ??? Posted in Menarik Sekali Tags belanda, jendral de cock, lukisan, lukisan penangkapan diponegoro, pangeran diponegoro, raden saleh, sejarah, subjektif Uploaded byZidan uchiha 70% found this document useful 10 votes14K views3 pagesDescriptionkritik adalah seniOriginal TitleKRITIK SENI LUKISCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document70% found this document useful 10 votes14K views3 pagesKritik Seni LukisOriginal TitleKRITIK SENI LUKISUploaded byZidan uchiha Descriptionkritik adalah seniFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Lukisan Diponegoro Memimpin Pertempuran, karya Basoeki Abdullah Sumber Lukisan Arang Pangeran Diponegoro, karya Adrianus Johanes BikSumber Lukisan De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenantgeneraal baron De Kock Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Letnan Jenderal De Kock, karya Nicolas PienemanSumber Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, karya Raden SalehSumber Lukisan Babad Kedung Kebo, peristiwa penamparan selop Patih Danurejo III oleh Pangeran Diponegoro, akibat penyalahgunaan wewenang & korupsi penyewaan tanah Kraton YogyakartaSumber Sisi Lain Diponegoro, Babad Kedung Kebo dan Historiografi Perang Jawa, Peter Carey, Kepustakaan Populer Gramedia, hal 17 Wayang Kulit BPH Diponegoro &kuda kesayangan, Kyai Gentayu Lukisan Babad Kedung Kebo, peristiwa pertempuran/penyerbuan Belanda ke nDalem Tegalrejo,kediaman Pangeran Sisi Lain Diponegoro, Babad Kedung Kebo dan Historiografi Perang Jawa, Peter Carey,Kepustakaan Populer Gramedia, hal 160-161 Lukisan Pasukan Kita yang Dipimpin Pangeran Diponegoro, karya S. Patung Diponegoro, Alun-Alun Magelang, Jawa TengahSumber Patung Diponegoro, Area Monumen NasionalMonas JakartaSumber Taman Diponegoro, Menteng, JakartaSumber Twitter waxhaus Patung Diponegoro, Goa Selarong, Bantul, DIYSumber Sumber Judul Begraafplaats met het graf van Diponegoro in Makassar circa 1930 Keterangan pemakaman dengan latar belakang pusara BPH Diponegoro dan Retnaningsih di Makassar sekitar tahun 1930.